Seragam kriket dikenal sebagai kriket putih atau flanel. Pada hari-hari sebelumnya, pemain kriket menggunakan seragam serba putih yang terbuat dari kain flanel. Flanel adalah kain tenun lembut yang digunakan untuk membuat seragam kriket. Seragam kriket standar akan terdiri dari kemeja, celana panjang dan jumper.
Seragam serba putih direkomendasikan karena berbagai alasan. Kembali pada hari itu, kriket uji adalah disiplin permainan yang paling menonjol. Satu pertandingan uji coba berlangsung selama lima hari dan dimainkan dalam waktu yang mencakup jam pagi dan sore. Untuk melawan panas matahari, kulit putih menawarkan ketahanan yang jauh lebih dingin terhadap panas. Apalagi, pertandingan yang disiarkan televisi sebelumnya berwarna hitam putih. Putih akan membuat pemain kriket tampil lebih menonjol di layar.
Pertandingan One Day International (ODI) mendapatkan reputasi setelah Piala Dunia 1983. Segera, perangkat televisi menjadi berwarna, pertandingan dimainkan sepanjang sesi siang dan malam. Piala dunia 1992 mengatur nada untuk pengenalan pakaian berwarna.
Saat ini, dalam format limited overs (ODI dan T20), seragam kriket diwarnai sedangkan untuk kriket uji masih putih. Itu pada bulan Desember 2000, ketika aturan seperti itu disahkan sebagai mandat. Meningkatnya kebutuhan fisik dalam olahraga menyebabkan seragam flanel kriket terdiri dari lebih banyak bahan elastis, sehingga membuat merenggang dan kurang rentan terhadap robek.
Istilah putih kriket sekarang hanya relevan untuk pemain kriket uji. Seragam kriket dengan demikian, lebih tepat disebut sebagai kain flanel.
